Mengenal Tradisi Pindah Rumah Timor Tengah Selatan
Buat saya, ketika ada tugas Dinas Luar Kota ke NTT adalah kesempatan yang jangan disia-siakan. Itulah kenapa selama 21 hari disana, saya siap berkelana dari Kupang sampe ujung Timor Leste. Lanjut terbang ke Sumba pun dijabanin. Hahaha... Siapa mau tolak kakakk??
Dari mulai liputan kekinian soal kulineran, wisata, sampe budaya di lokasi nan jauh di Soe sampai Atambua.
Lelah perjalanan pasti. Waktu yang mepet dengan tugas yang banyak iya siih. Tapi ndak apa-apa.. Im Happy.. wkwkwk.
Lelah perjalanan pasti. Waktu yang mepet dengan tugas yang banyak iya siih. Tapi ndak apa-apa.. Im Happy.. wkwkwk.
Nah seperti postingan sebelumnya, tentang Rumah Bulat . Kita lanjut cerita tentang rumah adat Timor Tengah yang bakal kita angkut. Alias pindah rumah.
Persiapan sirih pinang |
Bukan asal pindah rumah gitu aja
ya, karena melibatkan banyak masyarakat yang membantu selama proses
berlangsung. Ada ritual nya dulu looh. Setelah semua warga Desa berkumpul, hal pertama
yang dilakukan adalah berdoa.
Tentunya untuk menjaga pekerjaan berjalan dengan baik dan semua bekerjasama tanpa ada konflik sampai selesai.
Tentunya untuk menjaga pekerjaan berjalan dengan baik dan semua bekerjasama tanpa ada konflik sampai selesai.
Disinilah ketua lembaga adat,
akan menyerahkan sirih pinang kepada orang yang dia percaya untuk memimpin
acara pindah rumah. Mempercayakan pekerjaan sampai tuntas kepada yang dituakan.
Tugasnya untuk mengontrol segala sesuatunya.
Lanjut ke tradisi makan sirih pinang..
Kebiasaan masyarakat Timor yang udah jadi warisan budaya turun temurun. Makan pinang
itu rasanya keset, nah sirih lah yang menangkal rasanya. Itulah kenapa sirih
dimakan setelah pinang.
Penyerahan sirih pinang |
Tradisi pindah rumah biasanya jika rumah akan diperbaiki atau tempat yang sudah
gak aman lagi. Ada makna filosofi nya. Disinilah terbentuk nilai sosial. Setiap
orang punya peran dan bagian penting dalam pembuatan rumah, sampai pindah
rumahnya. Semua orang jadi penting disini. Itulah
yang jadi pegangan hidup untuk generasi berikutnya.
Saat membangun rumah, masyarakat
biasanya melihat dari aspek topografi dulu. Kemudahan untuk pindah rumah
nantinya, dan tentunya aman dari binatang buas. Karena rumah adat dulunya
dibuat di hutan. Mereka mencari tempat yang sulit, supaya aman dari seangan
musuh.
Dalam pindah
rumah, ada nilai hidup yaitu perjuangan, dan kerjasama. Karena tentu saja gak mudah dan sulit jika dilakukan sendirian. Yapsss..Perlu tenaga ekstra
juga looh.
Setelah selesai pindah rumah, tradisi
berikutnya adalah tarian. Sebagai simbol suka cita, kegembiraan karena acara telah
selesai dan lancer. Namanya tari bonet. Tarian yang melambangkan semangat dan
kebersamaan.
Tari Bonet |
Tarian ini gak bisa kalo
dilakukan sendiri, harus ada kamuuu..haha.. Maksudnya sih perlu banyak penari yang
melakukan tarian ini. Penari membentuk lingkaran, sambil berpegangan tangan. Ada
syair yang diucapkan, lalu mulai menggerakan kaki ke depan, belakang, kanan,
dan kiri.
Para penari |
Dari awal sampai akhir acara, Mereka bahu membahu, gotong royong saling membantu tanpa pandang bulu. Menjunjung tinggi nilai budaya, menghormati peninggalan adat istiadat yang tetap mereka jaga. Disinilah nilai kesederhanaan, kejujuran, dan ketulusan.
Terima Kasih Semuanyaaaa..
Terima kasih keluarga baru di Desa Oelbubuk..
Terima kasih keluarga baru di Desa Oelbubuk..
Kalian luaaar biasaaaa.. :)
-- Semoga postingan akutu bermanfaat eaaa -- ^_^
---------------- Ceuceumeo --------------------
@nhaegerhana
Wah.. terima kasih informasinya.. banyak budaya dari daerah lain yang unik-unik ya.. ? Mbak nya luar biasa nie, kerja sekaligus jalan-jalan.. hihi..
ReplyDelete