Senyum Sumringah di Mekah
![]() |
3 sahabat |
“Labaikallah
huma labbaik.. labbaika la syarika laka labbaik..”
“Kami datang memenuhi
panggilanMu..”
Setelah impian pengen banget melihat Kotak hitam dan yeeaaayy impian terkabul. Ceritanya ada di Semburat senyum di Madinah hehe.. Akhirnya setelah dari Madinah kami menuju Mekkah.
Sinar bulan menemani perjalanan kami dari Madinah menuju Mekah. Setelah miqat, dan niat umroh, dengan pakaian lengkap ihram, kami siap memenuhi panggilanMU.
Setelah cek in, dan makan malam, kami kembali berkumpul di lobby dengan persiapan mental yang lebih khusyu.
Langkahku terhenti, menoleh sekitar, menikmati udara di Tanah Haram.
Mimpikah
???
Jantung
berdebar, rasa haru beradu jadi satu.
Yess
cap paspor negara pertamaku berlabuh di negri ini. Tanah haram..
Sungguh
Allah memang Maha Luar biasa. Fisik saya sehat,semangat..padahal belum sama
sekali istirahat selama 21 hari trip tugas luar kota, dengan perjalanan darat berjam jam.. Pada
pelaksanaan umroh, alhamdulillah saya sangat kuaat, mampu umroh sebanyak 3
kali. Melaksanakan ibadah sebagai mana mestinya.. Kekhawatiran saya untuk
datang bulan juga lenyap, obat yang rutin diminum, dan meminta bantuan doa Ibu
dan teman teman agar tidak ada tamu bulanan terkabul..Beribu ucap syukur.
Karena ada beberapa syarat dalam berpakaian ihram, setelah kami berniat umroh. Saya dan 2 teman gak berani berbicara satu sama lain, diam dan berdzikir, bergerak seperlunya.
Kami berjalan perlahan sambil bertalbiyah, jantungku tak kuasa menahan debaran, bersiap melihat Kiblat seluruh kaum muslim. Menapaki jejak sejarah umat islam. Masjidil Haram yang kurindukan.
Setelah semua tahapan dari mulai thawaf, Shalat di maqam Ibrahim, Sa'i, dan tahalul, kami menunggu waktu shalat subuh di pelataran masjidil haram.
![]() |
ketemu meooong di masjid |
![]() |
Berlomba berbuat baik.. membagikan korma |
![]() |
lumayan kebagian jatah korma..hihi |
Tanah
haram menyimpan cerita, seperti yang saya alami bersama 2 orang teman saya ini.
Saya berangkat bersama dua sahabat Lucky dan Wiena. Dengan hasil menabung,
akhirnya impian mengunjungi tanah suci sudah di depan mata.
di
Madinah, ketika pulang shalat, hati saya mengeluh “Duh, ke hotel jalan jauh,
berat nih bawa botol-botol zam zam.” Eeeh tiba2 bapak teman jemaah menawarkan
bantuan membawakan sampai ke hotel. Waaaw..
Di
mekkah, saya dan teman saya beberapa kali terpisah tempat shalat. Tapi tanpa
janjian, kami beberapa kali bertemu di halaman masjid. Padahal pintu keluar
kami beda, dan dari ribuan jemaah kami bisa bertemu. Kadang kami tiba tiba
bertemu di jalan, padahal dia sempat belanja dulu. Hari terakhir thawaf wada,
saya terpaksa sendiri kembali ke masjid karena ingin vidio call dengan ibu
saya, untuk memperlihatkan kabah langsung. Dalam hati saya bilang, “yah
sendirian deh”..eeh gak lama tiba tiba teman saya Lucky memanggil dan kami ke
masjid bersama. Dia dengan kesibukannya berfoto, saya bisa vidio call dengan
ibu saya di hari terakhir sebelum pulang.
Hajar
aswad, tentu semua ingin memiliki kesempatan mencium batu ini. Saya juga
mencobanya. Ternyata gak mudah. Saya ada di dalam kerumunan laki laki berbadan
besar. Tanpa ingin menyakiti siapapun, hanya dengan berdzikir memohon bantuan
Allah. Saya beberapa kali gagal, padahal jarak udah dekat. Saya terpental lagi
ke belakang, terdorong maju, terpental lagi. Sampai akhirnya saya pasrah, jika
memang dikasih kesempatan. Akhirnya, saya berhasil mencium hajar aswad. Anehnya
saya merasa beberapa detik tombol pause seolah ditekan, dan gak ada yang
mendorong saya ketika saya mnciumnya.
Selesai mencium, tombol play menyala, dan saya terdorong sampai keluar
kerumunan.
Lain
lagi dengan Wiena teman saya.
Kakeknya
meninggal di tanah haram ketika haji beberapa tahun silam. Awalnya dia berniat membayar jasa untuk bisa
mencium hajar aswad. Tapi dia ingin mencoba sendiri dulu. Dia berdoa dan
merasakan pertolongan kakeknya ada disana. Tentu saja, Allah yang memudahkan.
Menurutnya, di kerumunan dia mengikuti kakek kakek, dan tiba tiba ada di
barisan paling depan, dan langsung menciumnya. Begitu pun waktu keluar,
dimudahkan seolah ada yang menariknya keluar. Wiena termasuk cepat dan lancar
saat mencium hajar aswad. Karena saya dan dia pergi bersama. Saya melihatnya
udah di depan dan berhasil menciumnya. Jauh dengan saya yang durasi waktunya
perlu perjuangan.
Okei
sekarang cerita lucu dan sedikit jorok tentang lucky. Ketika kami selesai
pelaksanaan umroh, kami pulang bersama dari masjidil haram menuju hotel, masih
lengkap dengan pakaian ihram. Lucky bercerita tentang teman sekamarnya yang
udah beberapa kali dikasih tau cara menggunakan closet. Tapi tetap saja, maaf
kotoran pembuangan dua kakek itu selalu tak dibersihkan. Bahkan kotorannya
berceceran di kamar mandiii.. huhuhu.. terpaksa lucky harus membersihkan
kotoran kotoran itu. Eeeh tiba-tiba kain ihram lucky dijatuhi kotoran burung
setelah dia bercerita kejadian yang dia alami. Spontan kami tertawa. Padahal
jarak saya dan dia dekat, tapi kotoran burung itu mendarat tepat di kain ihram
lucky. Kami tertawa dan saling mengingatkan untuk ikhlas.. lucky pun istigfar
dan bilang saya ikhlas kooo menolong.. hihi
Pengalaman
luar biasa, dan berharap bisa kembali membawa keluarga besar menginjak tanah
haram berkali kali.
Selagi
muda dan memiliki tenaga, yuuks kita kunjungi Tanah suci untuk melaksanakan
kewajiban sebagai kaum muslim.
Terima
kasih Allah.. I Love YOU FULL :*
![]() |
I miss U Apiih |
![]() |
Safa dan Marwah |
![]() |
Mbah yang sendirian dari Jawa Tengah |
Comments
Post a Comment