Peletakan Batu Pertama Bangun Masjid Di Kampung Ta'ba Tana Toraja #CintaMasjidPart4


Setelah menempuh perjalanan puaanjaaaang dengan penuh perjuangan menuju kampung Ta'Ba, (Ceritanya ada di sini yaaa Menuju Kampung Ta'Ba). Sekarang saya mau cerita kegiatan selama di sana. 

Warga luar kampung yang ikut membantu terselengaranya acara ini, membuat kampung Ta'Ba yang tadinya sepi sunyi, hari itu terasa lebih ramai dari biasanya. Kebetulan saat itu bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW. Kami menggelar beberapa acara, sekaligus sebagai peletakan batu pertama pembangunan Masjid.

Bahagia itu sederhana.

Ya itulah yang tergambar dari suasana saat di sana. Ibu-Ibu yang luar biasa semangat dan baik hati dari Majelis taklim Al Bina Sangalla Selatan Tana Toraja tampil dengan totalitas.







Mereka menampilkan qasidah dengan alat musik rebana. Persatuan umat muslim terasa kental. Tentu saja terlihat dari dukungan warga luar kampung Ta’ba yang ikut hadir, menjadi bagian dari kegiatan. Padahal butuh waktu dan tenaga ekstra  untuk sampai ke lokasi. 

Selain itu, warga juga menyiapkan kuliner khas dari Tana Toraja, yaitu papiong. Makanan yang terbuat dari campuran beras ketan, dan santan. Ada juga papiong yang berisi ayam, atau ikan. Nanti untuk proses papiong di cerita berikutnya yaa :)






Dulunya papiong disajikan pada saat upacara adat, atau acara penting lainnya. Kali ini, papiong akan kita lelang. Hasil lelang sepenuhnya disumbangkan untuk kebutuhan bahan bangunan masjid. Masyarakat sangat antusias untuk beramal. Mereka berlomba-lomba memberikan harga terbaik untuk disumbangkan.

Dari mulai Rp.100.000, sampai Rp.500.000. Luar biasa.. Tak disangka, semangat beramal begitu terasa.

Saya dan Tim cinta masjid juga tak lupa menulis nama peserta lelang. Hasil lelang dari papiong sudah terkumpul sebanyak Rp. 4.900.000. MashaAllah.
Dan saatnya peletakan batu pertama, sebagai symbol masjid akan kami bangun. Ya, Masjid dengan nama Masjid Ridha Allah, sebagai satu-satunya masjid yang ada di kampung Ta’ba.


Tentu saja tim dari Yayasan Masjid Nusantara tidak asal membangun Masjid. Mereka juga mendatangkan arsitek, yaitu Kang Lutfi. Kang Lutfi mendesign Masjid dengan memperhatikan beberapa aspek.
Mulai dari menganalisis data lapangan. Sebelum membuahkan design final. Sesuai kondisi daerah dengan keterbatasan akses, juga SDM yang sangat terbatas. Itu semua jadi pertimbangan Kang Lutfi dalam memikirkan design masjid, nantinya bakal seperti apa.
Karena untuk di daerah Taba, berbeda dengan lokasi lain.Kang lutfi sebagai arsitek tim cinta masjid telah membuat 3 design awal. Bangunan dengan ciri khas Tana Toraja, dengan konsep masjid instant. Target pembangunan selama 1,5 bulan harus sudah rampung. Mantaapp.



Kang Lutfi dan Kang Dodi


Kendalanya adalah topografi wilayah yang bergelombang, dan berbukit menjadi tantangan untuk arsitek tim cinta masjid memberikan design terbaik. Nantinya, dalam pembangunan masjid akan memperhatikan pencahayaan, sirkulasi Udara, dan mengutamakan fungsi sebagai rumah ibadah.

Tapiii semagat teman-teman mengalahkan semua kendala yang ada. Caiyoooo,, Hwaitiiing.

Kang Dodi yang menjadi Host dalam program mulai bergerak bersama warga untuk mendistribusikan bahan bangunan. 
Tahap awal adalah mengumpulkan batu sebagai pondasi. Yang membuat saya kagum adalah kerjasama warga dan semangat mereka untuk saling bahu membahu turut serta membangun masjid. 
Kami menuju sungai, lalu estafet membawa batu dari sungai. Batu-batu yang akan menjadi pondasi masjid ini, dibawa dengan melewati sedikit tanjakan. 
Tak hanya orang tua yang punya semangat tinggi. Adik-adik dan remaja pun menyumbangkan tenaganya. Mon Maaaf, saya bagian kasih semangat sama foto-foto aja yaa.. Hehe ^_^





Kami juga memanfaatkan bahan dari alam lainnya untuk membuat tempat wudhu sementara. Yaa, dari pohon bambu. 

Pak imam dan warga setempat membuat saluran air dari bambu, untuk tempat wudhu. Kreatif bukan?








Tahap selanjutnya, distribusi semen dan batu bata dari Kota. Inilah yang menjadi tantangan. Karena Kendaraan roda 4 sulit masuk ke sini, jadi menggunakan sepeda motor untuk distribusi bahan bangunan. 
Yaaaps, jalan desa yang masih berbentuk jalan tanah, membuat kendaraan sulit mengangkut material menuju kampung ta’ba. Apalagi kami datang bertepatan dengan musim penghujan, jalanan mulai licin dan berlumpur. 



Lalu, hujan pun turun. Hujan menemani cerita kami di hari pertama. Tawa canda terdengar bersamaan dengan suara rintik hujan. Kehangatan kekeluargaan, menyatu dengan segelas kopi, dan aneka makanan yang dihidangkan.. Nikmat mana yang didustakan..





Setelah hujan reda, kami melanjutkan dengan tenaga dan semangat yang masih sama. Matahari berganti tugasnya. Kini malam telah datang. Kami istirahat, rehat sejenak.

Keesokan harinya,kegiatan masih berlangsung. Kerjasama dalam membangun masjid. Sampai tiba di hari ke 3. Kami harus pamit.


Namun, prosesnya pembangunan masjid masih terus berlangsung. Nanti kami akan kembali ke Kampung Ta'Ba ketika Masjid telah rampung..
Seperti apa yaa Masjidnya???

To be continued :)

Comments

  1. Nhae mulia sekali kegiatannya. Semoga masjid di Kampung Ta'ba setelah selesai makin ramai jemaahnya ya. Semoga apa yang kalian kerjakan menjadi jariyah di akhirat kelak. Keren Nhae

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Kakakk.. Aduh nhae mah belom ada apa-apanyaa.. Kapan2 kalo pulang ke Makassar mampir sana, masjidnya keren, view nya bagus,. Tapi ya perajalanannya itu perjuangaaannn..hehe.. Aamin yaa doanya. Makasiiihh :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makna Dibalik Tari Giring - Giring Kabupaten Timor Tengah Selatan

Cerita Rambut Merah Bilalang

Tari Biola Dari Desa Adat Fatumnasi Nusa Tenggara Timur