Ketika Merelakan Dia Yang Telah Patah
Sebelumnya
saya pernah bercerita tentang dia..
Dia yang selalu menemani saya setiap hari..
Dia yang sangat membantu setiap langkah saya.
Dia yang selalu ada untuk saya..
Dia yang setia..
Dia yang pernah saya abaikan..
Dia yang akhirnya saya ajak kembali ke dunia saya
Diaaa
Tanpanya hidup saya buram..
Yaaah Diaaa
.
.
.
Kacamata kesayangan
.
.
Hahahahaha
.
.
Kacamata yang sempat hilang beberapa kali.
Tapi akhirnya berjumpa lagi.. Artinya masih jodoh yaa.. Itu dulu.. Seperti yang pernah saya tuangkan dalam kisah berikut ini..hehe..
Tapi kali
ini saya harus merelakannya. Bukan karena hilang. Tapi karena patah.
Bukan
patah biasa, melainkan separuh bingkainya tercecer menjadi beberapa bagian.
Yahhhh.. Ini
memang karena kecerobohan saya yang asal menaruhnya di dalam tas. Dengan posisi
sebagian kacamata masuk ke dalam saku tas, dan sebagian lainnya keluar. Menaruhnya begitu saja seolah dia bisa menjaga dirinya sendiri..huft..
Waktu itu saya sedang di dalam kereta,
menuju Bandung. Karena malas memakainya saya simpan asal di saku tas. Saat saya akan
mengambil tas yang ada di bawah kursi, kacamata saya patah karena bagian
luarnya terkena kursi depan.
Kacamata pun
dengan mudahnya patah, berserakan bingkainya. Rasanya saya ingin mengulang
semuanya. Aaahh kezel tiada tara pemirsaah.
Seandainya saya tak menaruh sembarangan.
Seandainya saya tak asal
menarik tas saya keluar..
Seandainya kacamata itu saya pakai.
Aaahhh terlalu banyak seandainya di otak saya.. hahaha
Akhirnya saya hanya
bisa menyesali setelah semuanya terjadi.
Sedih.. Iyalaah..
Kecewa iya..
Karena dia
lah yang selama ini mampu bertahan lama bersama saya. Istilah kerennya paling awet banget sisst.. :P
Dia lah yang
menemani saya selama hamper 6 tahun ini.
Dia lah yang
kacanya baru saya ganti dengan yang lebih mahal.
Tapi
semuanya seolah hancur, karena kecerobohan saya.
Bhaaaayy
Bukan patah
biasa karena sudah tak bisa diperbaiki lagi.
Ada beberapa
bagian yang patah. Rasanya tidak mungkin saya lem satu persatu.
Menyesal
sudah percuma
Memperbaiki
juga tak guna.
Tapi masih
ada harapan dari kaca yang baru saja saya ganti
Kaca yang
masih bisa saya pasangkan dengan bingkai yang baaru nantinya.
Itulah..
Seolah kacamata ini menjadi peringatan akan hal yang akan terjadi pada saya sekarang.. Saat ini..
Ketika saya harus merelakan seseorang itu untuk pergi..
Kalo sesuatu sudah bukan lagi menjadi milik kita. Kita bisa apa.. ??
Sesuatu yang
sudah menjadi bagian dari diri, yang selama ini menjalani kebersamaan. Tapi
kalo dia sudah waktunya pergi kita bisa apa???
Aseeekkk..
Mungkin
seperti inilah..
Seperti
cerita aku dan kamu.
Aku sudah mencoba menjaganya.
Tapi jika memang harus patah,
Dan terlanjur berserakan rasa..
Mau apa?
Mungkin Aku harus merelakan kamu pergi.
Kamu pernah
mengisi hari-hariku.
Ada cerita
kebersamaan kita.
Seperti saya merelakan kacamata ini.
Masih ada sisa kaca nya yang utuh, bisa terpasang dengan bingkai baru.
Sama hal nya seperti sisa kepingan hati ini..
Terlanjur patah
Walau masih ada bagian utuh di dalamnya.
Sisa rasa yang akan aku simpan.
Biarkan saja beristirahat dengan tenang.
Sampai bertemu kepingan hati lainnya dalam satu ruang.
Semoga patah
yang kamu tinggalkan segera tergantikan.
Euleuh bisa gitu yah patahnya? Supaya kacanya bisa dipakai lagi, harus cari bingkai yg lebih kecil sedikit. Kecuali bisa dapetin yg pas banget...
ReplyDelete