Cantiknya Kuda Sandel Sumba Timur
Percaya kan setiap pertemuan itu gak ada yang
kebetulan? Begitulah cara Allah menolong hambanya. Termasuk menolong saya
dan tim yang sedang tugas luar kota Januari 2018 kemaren.
Yaaps.. Ketika berkunjung ke kantor Dispar Provinsi NTT,
karena ada janji wawancara dengan Bapak Kepala Dinas. Pada saat yang sama kami
bertemu dengan Pak Yudi. Awalnya saya mengira beliau tamu dari luar. Karena
penampilannya memang paling nyentrik. Dengan rambut berwarna pirang, dan gaya
yang cuek. Beliau menghampiri kami dan mulai berkenalan.
Ternyata pas
bangeeet.. Pak Yudi tinggal di Sumba Timur. Lokasi yang mau kami kunjungi
minggu depan, setelah menyelesaikan tugas di Kupang. Beliau banyak membantu selama disana, karena ternyata
beliau yang punya Sumba Timur.. Yeaaayy.. Cool..haha..
Pokoknya tinggal sebut namanya aja..kelarr.. hehe.. Pisss Paaak :D
Kebetulan berikutnya, saat pesawat
mendarat di Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu Sumba Timur. Beliau juga sedang menjemput
keluarganya. Kami pun tak sengaja bertemu, dan ditraktir sarapan..hehe..
Lumayan kaaan, ngirit jatah makan..haha.
Baiklah.. singkat cerita beberapa nara sumber saya selama
di Sumba Timur, dibantu beliau.. Terima kasiih banyaaaakkk Paaak.. Semoga Allah membalas kebaikan Bapak,
Okeee mari mulai bercerita inti.
-------------------------------------------------------------------------------------
Pagi itu kami bergegas menuju Kampung Adat Padadita Sumba Timur.
Disana termasuk salah satu wisata adat yang wajib kalian kunjungi kalo ke Sumba
Timur. Banyak kain tenun yang berwarna biru indigo dan kuda Sandel.
Saat menuju lokasi, melewati suguhan alam dari puru
kambera yang cantiiik. Dari kota waingapu hanya sekitar 25 menit sampai
lokasinya. Disini suasana rumah tradisional masih kental.
Apalagi pesona alam padang savana nya membentang. Disini
jadi tempat kuda sandel berkeliaran.
Gak hanya kuda aja siih, ada sapi juga gak mau kalah
eksis tuuh. Banyak rombongan sapi yang jalan-jalan dengan santainyaa. Pokoknya
jangan heran kalo di jalan raya macet bukan gara-gara mobil. Tapi gara-gara ada
sapi atau kambing yang lagi bobo cantik di jalan..haha.
Tujuan kami menemui Pak Amanola. Beliau lah yang punya
buanyaaak kuda disana. Istilah saya siih semacam juragannya gitu laah. hehe.
Mantan kepala Desa ini, punya sekitar 20 lebih kuda sandel. Beuuuh banyaknyaaa.
Mantan kepala Desa ini, punya sekitar 20 lebih kuda sandel. Beuuuh banyaknyaaa.
Kuda sandel nama lengkapnya sandalwood pony. Termasuk
kuda pacu asli Indonesia. Pulau sumba lah yang mengembangkannya. Nama
sandalwood diambil karena pulau sumba dulunya mengekspor kayu cendana. Kayu
cendana jadi komoditas unggulan masyarakat di pulau sumba. Dan sekarang, kudanya
pun dikenal dengan nama kuda sandel atau sandalwood tadi.
Kalo liat kudanya gagah-gagah kaan? Besar, kuat.
Tapi ternyata dari sekian banyak kuda, hanya ada satu kuda jantan looh. Sisanya
betina. Duuh paling ganteng diaa..haha.. Mungkin inilah yang namanya
emansipasi kuda betina. Badan dan kekuatannya gak kalah sama kuda jantan..wkwkw
Karena bulan januari itu bulannya hujan, otomatis lagi
subur-suburnya tuh rumput. Jadi si kuda bias pesta makan besar sekenyangnyaa.. Party deeh tuh mereka.
Sooo pagi hari kuda-kuda dilepas untuk mencari makan.
Setelah beberapa hari, baru disuruh pulang. Gak takut kabuuur?? padahal itu
luasnya kebangetan padang rumputnya.
Tenaaaang.. disitulah uniknya. Mereka
sejauh apapun gak akan lepas dan kabur.
Beda sama perasaan yang dilepas jauh. Entah kapan bias
balik lagi.. hahaha.. #Eeeehh.
Rumput liar jadi teman makan setia mereka.
Karbohidrat pada tanaman cellulosa inilah yang ngasih nutrisi untuk mereka. Dan
rumput hijau punya kandungan energi dan nutrisi yang lebih tinggi dibandingkan
rumput yang udah tua dan kering.
Setiap kuda punya tanda seperti cap yang menempel
pada tubuhnya. Itu menandakan identitas pemiliknya.
Dengan bantuan Pak Rapat dan Bang Jimmy (anak buah Pak Amanola), kuda yang udah dilepas, dipanggil pulang suruh syuting dulu. Duuh mereka lagi asyik maen disusulin yang punya, yaa nurut aja.. Daripada gak dibukain pintu pulang yaa kaan? wkwkkw
Bang Jimmy |
Pak Rapat |
Kita telusuri sejarah Sandel dulu deeeh..
Pada abad ke 19, Sumba timur udah dikenal sebagai daerah
penangkaran kuda. Waktu zaman penjajahan belanda, kuda sumba kawin silang
dengan kuda arab. Sampai lahirlah kuda sandel yang dikenal kaya sekarang.
Dulunya, kuda di sumba digunakan sebagai kendaraan saat
berperang. Sekarang mereka hidup bebas di padang pengembalaan.
Postur tubuhnya lebih rendah daripada kuda ras dari
australia dan amerika. Tingginya sih rata-rata 130 sampai 142 cm. Dia punya
daya tahan dan kekuatan yang baik. Kekuatan kuda sumba bertumpu pada kukunya.
Kuda jenis ini punya kuku yang kuat.
Kondisi alam lah yang membuatnya semakin kuat. Liat aja
leher dan kakinya yang besar dan kuat. Pantes aja kalo kuda jenis ini terkenal
lincah dan kuat yaaa.
Kuda yang punya nama latin equus caballus, punya peranan
penting bagi masyarakat sumba. Baik sejak lahir, sampai meninggal dunia. Dia
gak hanya jadi alat transportasi, tapii buat cowok-cowok kalo mau nilai plus,
harus punya kuda. Yaah atau punya tabungan untuk membeli seekor kuda. Karena
kuda juga jadi mahar pernikahan dari pihak pria pada wanitanya. Cooo
Cwiiit..
Jadi kapan kamu kasih mahar buat akuuuuh? wkkwk .. *Kode
Meskipun mereka hidup di alam bebas yang sangat
luas. Sejauh apapun mereka berlari..
Sekuat apapun tubuh mereka.. Mereka tetap saja butuh
rumah untuk kembali pulang.
Begitu pula dengan kita bukan?
Karena tempat terbaik dalam setiap jejak langkah adalah
rumah.
Terima kasih banyak teman-teman di Kampung Adat Padadit
atas kebaikannya.
Semoga selalu sehat, dan dalam lindungan Allah SWT. Aamiin
-------------------- Ceuceumeo -----------------
@nhaegerhana
Comments
Post a Comment