Terima kasih Manado
Malam ini, saya menghadapkan wajah di depan jendela kamar Hotel, lantai
8. Melemparkan pandangan, pada kerlap-kerlipnya lampu kota Manado. Menghela nafas
sejenak, mensyukuri apa yang sudah terjadi di Kota ini. Merangkum semua
hal sepanjang kaki melangkah di Minahasa. Tergurat lengkung senyuman di wajah yang terlihat dari balik kaca jendela.
Besok Ibu Kota sudah siap menyambut kedatanganku pulang,
setelah 17 hari meninggalkan hiruk pikuknya sejenak. Apa kabar jakarta?
Seandainya masih ada jeda satu hari
lagi untuk menghirup udara di Kota Manado. Melepas pekerjaan, menikmati lebih
jauh kekayaan alamnya.. Apa dikata, padatnya deadline dan waktu yang terbatas,
membuyarkan lamunanku untuk lebih lama tinggal. Besok saya akan pulang.
Yaah tampaknya saya mulai kecanduan dengan kota Manado. Setiap
malam bisa melihat taburan bintang bersinar..Mungkin ada yang menganggap saya
lebay, tapi sumpaaah.. mata saya tak bisa lepas melemparkan pandangan pada
kerlipan bintang.. Jarak bintang seolah dekat di pelupuk mata, menemani
perjalanan sepanjang malam di Minahasa. Aaaaahh Tuhan, betapa saya mencintai
indahnya ciptaanMu ini. Ditambah dengan kehadiran pelangi di sore hari. Saya bisa
melihat pelangi sebanyak 3 kali disini.. Makiiin menyenangkan, membuat
keyakinanku akan harapan semakin dekat.. Tuhan mendengar semua doa-doaku,
seolah mengatakan sesuatu yang tersirat.
Kehangatan pertemanan baru lebih menghangatkan suasana..
Tawa canda kami bersama, menghilangkan keresahan tagihan pekerjaan (curcol
sedikit,ehm). Menjadi bagian dari teman-teman Master Diving yang sangat menggembirakan.
Keramahan, ketulusan, persahabatan, itu yang saya rasakan.
Suara ketukan pintu menghentikan jariku yang sedang menari..
Defris, teman satu tim trip kali ini mengantarkan titipan makan malam. Hmm..
jam 11 malam, tak bisa mencegahku melahap santap malam. Entah akan selebar apa
perutku kelak. Ruang kamar yang sedikit gelap, sorotan lampu meja, dan dinginnya
AC menemani setiap gigitan nasi campur, menu malam ini. Sayangnya, Kamera,
kaset, laptop, headset sudah menunggu untuk disentuh, mengerjakan tugas kantor
yang harus segera dirampungkan.
Baiklah, waktunya menyelesaikan PR tersisa.. Saya beranjak
sebentar, meyeduh kopi susu, dan mengambil sisa cokelat di kulkas..Upppss, kali
ini biarkan saya melahapnya. Penyesalan belakangan :P
17 hari yang melelahkan, terkalahkan rasa yang
menyenangkan..
Gut nite jo..
Nhae kurang seru, mana foto foto nya? mana itinerary nya? pembaca menunggu nih :)
ReplyDeleteBaru sadar niih gada foto nya yaaa..hahhaa.. Dan parahnya baru bls komen kakak cipuuuuuuu.. Aaahhh long time..wkwkwkkw..
Delete