Ketika Merbabu Melepas Rindu

Awan putih menggelayut begitu dekat di atas kepalaku
Hembusan angin menyambut dengan lembut
Aku menundukan kepala berdoa sejenak
Bersiap mendapat kejutan menyapa puncak 

Tak sekedar keindahan tertangkap
Ada getaran haru menyapu lelahku
Bukan..ini bukanlah kepuasan mencapai titik teratas
Tapi keberhasilan membuang rasa yang terbatas

Apakah tujuanmu berada di puncak????

Berada pada ketinggian tak membuat angkuh 
Merobek kelemahan ketika kau jatuh
Tersadar betapa kecil saat kau bersimpuh
Masih sanggupkan kau mengeluh?


Merbabu, November 2015
@NhaeGerhana

==============================================

Sore Di Jogjakarta..

Aliando, Icha Soebandono, Parto
Berawal dari canda santai sore, sambil menyeruput segelas cokelat hangat di salah satu Cafe Jogjakarta bulan November tahun lalu. Tercetuslah ide kami, Saya, Gombes dan Indra ingin mendaki. Dari beberapa pilihan lokasi yang memungkinkan saat itu hanyalah Gunung Merbabu. Yaaah, dengan pertimbangan cuaca, kesiapan, dan potter yang kami bisa hubungi. Merbabu dirasa paling tepat untuk melepas rindu.

Okeeey, malam itu juga kami membeli beberapa persiapan. Masing-masing dari kami ada yang beli Tas, jacket, T'shirt, sarung tangan, celana, kaus kaki, sampai sendal. Kalo perbekalan makanan sih gak usah ditanya. Dua cowok itu lebih tau makanan apa yang harus dibawa. Bumbu masakan, dan peralatan penting lainnya. Bahkan, saking mepetnya waktu, jacket, celana, kaus kaki, sarung tangan yang harus saya beli, saya serahkan pada mereka aja deeh. Biarlah mereka yang pilih. Hahaha..Saya hanya duduk manis..upss..pisss..hehe

Kami bertiga membagi tugas sebelum keberangkatan. Indra sebagai yang emang anak gunung, menghubungi porter yang akan menemani perjalanan. Gombes mempersiapkan semua kebutuhan di lokasi. Naaah kalo saya?? bertugas menajaga fisik sendiri aja udah cukup deeh.. hahaha.

Setiap hari kami berolah raga, mempersiapkan fisik untuk pendakian. Yaah Olah raga rutin sangat penting, baik untuk pemula seperti saya, atau para pendaki yang udah handal lainnya.

Penasaran dengan kisah PPC (Para Petualang Cucok) dalam pendakian Merbabu..????
Inilah kisah Aliando, Icha Soebandono, dan Parto daam serial GGS =P

Teng tereeeeeeeng *Musik Dimainkan*



***************************


CHAPTER 1 : "Perjalanan Dimulai"


Alarm pagi itu berbunyi sesuai dengan perintah. Terbangun tanpa rasa malas yang membebani. Senyuman pagi terpancar dengan semangat yang berkobar. Yaaah tentu saja, hari ini saya siap mendaki.

Setelah shalat subuh, saya dan dua teman saya Indra, Gombes menuju Kabupaten Magelang. Sampai akhirnya kami tiba di Dusun Suwanting Kelurahan Banyuroto Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang, sekitar Pkl. 8 pagi. 

Waaaah.. udara segaaar sangat terasa, ditambah keramahan warganya membuat suasana makin adem.

Dengan semangat dan wajah yang masih fresh, kami menemui Mas Ambon. Dia adalah ketua basecamp pendakian Merbabu via Suwanting.

Di rumahnya, Kami dibriefing mengenai medan, lokasi dan kesiapan. Sebelum berangkat doa bersama dipanjatkan. Selain Mas Ambon, ada Pak Rasti, dan Mas Bardi yang akan menemani pendakian.

Baiklaaaah.. pendakian dimulaiiii..


# Menuju pos 1#

Kami berangkat Pkl. 09.00 dari basecamp. Menuju pos 1, melewati rumah warga, ladang yang luas. Belom apa-apa tanjakan rumah warga udah dalam kemiringan 30 derajat. hehehe, keyakinan berhasil sampai puncak tentu tertanam sangat dalaam.. Saat menuju pos 1, kita akan melewati hutan pinus. Jalan yang masih dirasa masih mudah dilewati. Setelah 30 menit, kami sampai di Pos 1.


Pos 1


Eksis dulu di Pos 1
Pos 1 punya nama Lemba Lempong. Di pos ini, masih dengan pemandangan pohon pinus. Belum terlihat jalan yang terjal dan setapak.
 #Menuju Pos 2
Setelah berhenti sejenak, lanjuut ke Pos 2. Masih dengan suasana hutan pinus, lalu berganti jadi tanjakan yang cukup gitu deh.. hehe. Kami menyusuri tanjakan tanpa bonus disini. Ada shelter 1 yang dinamakan Cemoro yang kami lewati.
Sekitar 1,5 jam sampe juga di pos 2. Kabar terakhir tadi yang saya dapat via sms dengan Pak Rasti, nama pos udah diganti jadi lemba Singo.


Gunung Merbabu ada di wilayah Magelang dan Boyolali Jawa Tengah. Dengan ketinggian 3.142 mdpl, terkenal dengan medan yang lumayan berat. Gunung ini, termasuk gunung api bertipe strato, gunung api yang udah lama tidur. Untuk jalur pendakian, bisa dari beberapa titik. Bisa via wekas, tekelan, selo, cunthel, dan via suwanting. 

Kami memilih jalur Suwanting. Emaang sih, belom banyak yang tau jalur ini. Karena pernah ditutup beberapa tahun lalu. 


# Menuju Pos 3
Disinilah jalan yang lebih berat mulai terjamah. Yeaaayyyy.. Kami disambut dengan track yang lebiiiiih nanjak pake bangeeettt. Menurut Mas Indra yang emang udah pengalaman lama sebagai pendaki, medan disini sangat berat dibanding yang lain. Karena gak ada bonus. Semua tanjakan. Aselikkk.  
Dari pos 2 ke pos 3 jaraknya lebih panjang, dengan waktu tempuh 2,5 jam. Sebelum sampai di Pos 3, kami melewati lemba Manding dulu. Disini para pendaki harus mengucapkan salam, dan gak boleh sembarang berucap. Menurut keyakinan warga setempat, disinilah lokasi yang lebih sakral. Saya dan teman lainnya pun memutuskan beristirahat sejenak, untuk shalat dzuhur. 



 
Gombez
Indra









Pak Rasti, Mas Ambon, Mas Bardi punya tenaga yang sangat ekstra. Saya pun gak mau kalah. Perjalanan penuh canda tawa, tak berasa. Kami hanya beristirahat di titik pemberhentian Pos, dan shelter saja. Jadi waktu sampai di pos 3, ditempuh dengan waktu yang cukup baik dan normal. Sekitar 2,5 jam perjalanan.

Untungnya, Mas Ambon dkk telah memasang beberapa tali untuk membantu melewai medan yang sangat terjal dengan track nanjak maksimal.

Sayangnya, waktu itu Gunung ini, sempat terbakar, sehingga masih tersisa kekeringan. Dedaunan, batang, dan tanaman yang mati tak berdaya. Pedih juga liatnya. Kasian mereka gak berdosa.Rusak akibat ulah manusia.
Kaya hati, kalo keriing kan ga enaak rasanya #eeeaaa.. 


sisa kebakaran hutan
Tanggal 9 Agustus 2015, terjadi kebakaran di Kecamatan Sawangan, Magelang. Dari Tempo.co, titik api diduga bukan karena ulah ceroboh pendaki. Karena, asal mula titik api bukan di jalur pendakian. Tapi ladang rumput yang biasa digunakan untuk mencari pakan ternak.
 
Sedihnya lagii, kebakaran hutan yang melanda Gunung Merbabu tahun 2014 lalu, dengan yang baru terjadi tahun 2015 ternyata lebih besar. Karena kebakaran menyebar ke sejumlah desa. hiksss =(
Lanjut lagi yaaak. Di kanan jalan menuju Pos 3, saya dikasih buah sama Pak Rasti. Katanya, ini buah Uci-Uci bisa tambah tenaga..Dia juga menyebutnya stroberi gunung..Hmmmm seger juga buahnya.. hehe. 
Mereka bertiga, selalu bilang sudah dekat..dikiit lagi. Padahal kenyatannya masih jauuh. Itulah trik mereka untuk tetep menyemangati pendaki.. Untung kita selalu semangat ya Paaa.. hehe.


 

buah uci-uci
Oia ada cerita, sempat ada pendaki yang pacaran di atas gunung. Sampai saat turun, perempuannya kesasar dan hilang. Setelah dicari dan ditemukan, tim menggendong perempuan yang udah pingsan itu. Dan beraatnya luar biasa, beda dari biasanya berat tubuhnya itu. Wallauhu A'lam.

Intinya sih, jangan macem-macem deeeh. Selalu panjatkan doa padaNYA, dimanapun kita berada. Apalagi di tempat asing. 
Pemandangan Gunung yang mengelilingi, dan awan yang menggelayut jadi semangat buat saya. Cuaca juga sangat bersahabat pagi itu.

Setiap langkah menuju puncak, adalah dzikir dan doa yang selalu terpanjat. Mensyukuri kenikmatan usia, rezeki yang masih  saya miliki. 
Yeeessss...Akhirnyaaaaa... Alhamdulillah, kami sudah dekaaat.. Aaahhh, rasanya kaki semakin semangat melangkah.. Belum sampai puncak, tapi rasa haru sudah teramu.

Inilah Pos 3, yang disebut juga lemba Dampoawang.





Ada Kata yang tak terucap. 
Mata terpejam merasakan sejenak sapaan alam. 
Ya Allah Ya Rabb..
Betapa indahnya ciptaanMU.. Betapa kecilnya hambaMu. 
Betapa Agungnya karuniaMu. 
Tujuanku mendaki, bukan mencari kesombongan akan tantangan. 
Inilah wujud syukurku atas kesehatan, dan mentafakuri alam indahMU ini. 

Ribuan terima kasih tak cukup terucap. 
Engkau begitu dekat, dan Aku ingin terus mendekat.
MemelukMU erat. 
Jangan lepaskan pelukanMU ya Rabb.. 
Bimbing aku selalu di jalanMU.


*********


*CHAPTER 2 : "Terhampar Indahnya"

Hampir 6 jam perjalanan terbayar dengan hamparan indahnya lukisan. Tenda pun terpasang menjelang sore hari.


Beberapa gunung, mengelilingi Merbabu. Ada Gunung merapi, Unngaran, Telomoyo, Andong , Sindoro dan Gunung Sumbing. Membuat lukisan alam semakin terpapar indah.



buku catatan selalu dibawa

 
# CHAPTER 3 : "Ketika Malam Datang"








#CHAPTER 4 :  "Menuju Puncak"

Pagi hari, mengejar sunrise di puncak, kami bangun Pkl. 03.00 WIB. Kali ini, kami harus melawan rasa kantuk, dan dingin yang merasuk. Udara kurang bersahabat kala itu, angin bertiup sangaaaaat kencang. Saya sempat menyesal mengenakan celana yang kurang tebal dan dapat ditembus oleh angin.

Kali ini, kami terjebak kata-kata potter kami yang bilang puncak dekat. Inilah akibatnya kalo gak riset. Tapi maksud mereka baik, supaya kami gak terbebani dengan jarak. Ada 9 undakan yang harus kami lewati. Bukit yang cukup tinggi.


Medan yang gelap, bermodalkan cahaya senter di tangan. Aaahhh angin bertiup makin kencang. Saya sempat berhenti untuk menahan kaki agar tak terseret angin. Hanya doa memohon keselamatan yang menjadi mantra.

Alhamdulillah, kami sampai puncak.. sunrise adalah bonus, yang saat itu kami terlewat mengejarnya.






Mas Bardi yang mengantar kami pun menggigil kedinginan. Katanya, baru kali ini menuju puncak dengan angin badai yang luar biasa. Untuk mengabadikan moment berfoto aja, tangan kami kaku. Untunglah Gombes tetap berusaha mengambil gambar perjalanan yang disertai angin kencang tadi.

Yeeesss ^_^


 

Posisi turun pas kaki lelah


# CHAPTER 5 : "Indahnya pagi"


 
Gunung merbabu ini memiliki punya beberapa puncak. Puncak tertinggi adalah kenteng songo 3.142 mdpl. Gunung merbabu berasal dari kata “meru” yang berarti gunung dan “babu” berarti wanita. 




Setelah kami bermalam, dan hanya tenda kita yang terpasang, keesokan harinya ada rombongan lain yang berkemah. Inilah teman baru kami.


Teman baru


 #CHAPTER 6 : "Kamipun Pulang"



saluran aair








Pendakian via Suwanting, menurut beberapa sumber memang lebih ekstrim dari jalur lain. Tapi lewat jalur ini, banyak hikmah dan tantangan yang bisa saya petik. Apalagi ditemani Mas Ambon, Pak Rasti, dan Mas Badri yang sangat ramaaah.

Perjalanan pulang hanya kami tempuh dua jam kurang. Menurut mereka itu adalah rekor. Baru kali ini ada yang secepat itu.. Entahlah, rasanya saya sendiri tak bisa mengerem kaki saya yang terus melangkah turun.

Sampai akhirnya, setelah sampai, baru terasa gemeteran.. hihihi.
Tips buat pemula kaya saya niih, oles kaki sebelom turun gunung dengan balsem atau sejenisnya. Karena potter kita aja, sebelum turun pake geliga di kakinya. Naaah saya?? polos tanpa baluran. Daaaan kaki pun tak kuasa menahan gemetran..haha



Alokasi waktu 

Basecamp – pos 1    =  30 menit
Pos 1 – pos 2            = 1,5 jam
Pos 2 – pos 3            = 2 - 2,5 jam 
Pos 3 – puncak         = 1,5 – 2 jam 

Nama Pos atau Lemba yang dilewatin :  Lemba lempong, lemba gosong, lemba cemoro, ngrijan, mito, lemba mandeng, dan lemba dampoawang.

Kalo mau kesana, bisa kontak Pak Rasti yaaaa.. Jago masak, baik hati dan tidak sombong.. hehe
Pak Rasti : 085879997976

Oia karena kaki udah mulai jalan kaku dan gak seimbang, mulai jadi tontonan warga yang berpapasan.. hahaha.. 
Tapiiii 3 Mas-Mas ini, keukeuh nyuruh kita mampir ke rumah mereka satu persatu. Dengan memaksakan jalan kaki, melewati gang, sambil jalan sempoyongan kami mampir ke rumah Pak Rasti dan Mas Badri. 

Hanya sekedar berkenalan dengan keluarga mereka, dan minum teh hangat di setiap rumah. Itulah indahnya pertemanan tulus. Menambah tali silaturahmi..

Walau lucunya jalan kami bertiga udah kaya robot kaku..wkwkwkwk.

Semoga Pak Rasti, Mas Ambon, Mas Bardi selalu sehat, banyak rezeki, dan berkah. 




Pengobat betis, paha, tangan. (Iklan tak berbayar niih)


Tuhan mengabulkan satu keinginan
Kado terindahku di akhir bulan
Teman.. kita dipertemukan
Tak ada yang kebetulan bukan?

Bersama melepas keegoisan
Hingga jadi candu tak berkesudahan
Bertambah lagi mimpi bergelantungan
Semoga dipertemukan kembali dengan indahnya perjalanan






Pict by : Gombez, Indra









 

Merbabu, November 2015
-------- Ceucemeo ---------

@NhaeGerhana

Comments

  1. Wah keren perjalanannya, jadi pengen....

    ReplyDelete
  2. Keren banget! Aku belum pernah naik gunung nih, pengen coba tapi nggak punya nyali :)) Gimana tipsnya supaya berani ya?

    ReplyDelete
  3. @dyah : yuuks.. coba aja, dimulai dari bukit yg pendek..hehe..Tips nya: pertama niat, restu ortu, olah raga sebelum naik.. semangaaattt yaaa

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Makna Dibalik Tari Giring - Giring Kabupaten Timor Tengah Selatan

Cerita Rambut Merah Bilalang

Tari Biola Dari Desa Adat Fatumnasi Nusa Tenggara Timur