BUKIT BINTANG




*** Bukit Bintang ***

Kilau cahaya bintang seolah mengerlipkan sinarnya padaku.. Menatap, mengamati setiap gerak-gerik tubuhku.. Yaah.. Kurasa dia sedang berkata :

“masih ingatkah padaku??? Aku menemani malam kegalauanmu 3 tahun yang lalu.. Waktu itu, kamu memakai jacket berwana merah, dengan syal hitam melingkar di lehermu.. Duduk menatapku dengan wajah sendu yang berubah menjadi raut wajah yang tersenyum bahagia..Saat dia memberikan pundak hangatnya untukmu.. Lalu kamu berucap, akan menemuiku lagi suatu saat nanti dengan cerita baru.. Aku sudah menunggumu setiap malam  datang looh.. Akhirnya kamu datang lagi, setelah 3 tahun berlalu.. ah terlalu!! Tapi kenapa kamu datang sendiriaan??? Dimana diaa?? ”

Sudahlah.. Jangan menatap seolah mengejekku seperti itu hei Bintang.. Aku menepati janjiku untuk menemuimu lagi di tempat ini.. Walau kali ini tak seindah pertemuanku denganmu dulu.. Semilir angin berhembus menyapaku perlahan.. Meniupkan pesan bahwa aku tak sendirian.. Suara jangkrik mencoba menghibur, dan membuyarkan sedikit lamunanku. Teringat saat itu.. 

*******
“Horeee sampai juga di bukit ini..” ucapku pelan sambil melipat kedua lengan merasakan kedinginan..

“Iya, katanya mau liat bintang.. Tapi bintangnya gak keliatan..” jawab Putra sambil terus menatap ke langit

“Coba liat sini deeh.. Niiih bintangnya ada di sebelah kamu..hahaha” candaku mencoba mencairkan suasana yang sebenarnya jantung ini berdebar entah kenapa..

“Hahaha.. bintang apaan tuh?? Bintang film?? “ ledek Putra sembari mencubit pipiku perlahan
“Eh.. makasih ya, lo udah ajak gw kesini.. Lo ada disaat gw lagi gak jelas kenapa.. Gw Cuma ngerasa lagi kangen sama almarhum Bokap gw Put.. Besok gw wisuda.. Pembuktian hasil sama Bokap. Tapi percuma.. Dia gak ada disaat gw wisuda. Gw males dateng ke acara wisuda besok.. Buat apa? Toh itu hanya formalitas gak jelas..” curhatku menundukan kepala sejenak dan menarik nafas pajang

“Gak boleh gitu.. Dia pasti bangga kok liat lo.. Kalo lo sedih, kasian Bokap Lo disana.. Mendingan, sekarang lo senyum, dan bahagiin keluarga lo yang masih ada..” 

Putra menatapku tajam, memberikan senyum hangatnya. Menarik kepalaku lembut, menawarkan pundak bidangnya untuk bersandar.. Jari kami bertemu, berpegangan erat.. Entah siapa yang memulai.. Bersamanya menyelimuti dinginnya malam.. Mengobati segala kerinduan.. Memecahkan penyesalan..Mengembalikan sebuah harapan..

Sandaran darimu membuat lebih nyaman..Menyembunyikan irama jantung yang berdetak lebih kencang..Ingin lebih lama menatap langit malam.. Satu bintang muncul.. Dia tersenyum seraya mengerlipkan sinarnya untukku..  Aku balas senyuman untuk bintang, dan aku berkata

 “Suatu saat akan menemuimu lagi di tempat ini”

Bintang mengangguk pelan padaku.. 
Anginpun bertiup bercabang..
Membawa sebuah harapan akan impian, untuk masa depan..


** Bersambuung yaa **

Comments

Popular posts from this blog

Makna Dibalik Tari Giring - Giring Kabupaten Timor Tengah Selatan

Cerita Rambut Merah Bilalang

Tari Biola Dari Desa Adat Fatumnasi Nusa Tenggara Timur